TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, terus berupaya menggalakkan Program Kukar Kaya Festival (K3F). Sebagai program yang diharapkan mampu memicu geliat pertumbuhan ekonomi di Kukar melalui pertunjukan dan pementasan seni.
Program yang memiliki misi untuk melaksanakan 100 festival dalam kurun waktu lima tahun. Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar, tahun 2021-2026 ini. Nyatanya sukses meramaikan Kukar dengan berbagai pertunjukan seni. Bahkan hingga mengundang artis-artis top ibu kota. Seperti Tipe-X, D’Bagindas, dan yang paling baru adalah Shaggy Dog.
Kendati sukses terlaksana diberbagai kecamatan di Kukar, bukan berarti event ini tidak menghadapi kendala. Kepala Dispar Kukar, Slamet Hadiraharjo, menerangkan pelaksanaan program K3F ini kerap kali terkendala masalah pengendalian keamanan massa.
Paling baru adalah yang sempat terjadi pada saat Shaggy Dog tampil di Loa Janan. Dimana sempat terjadi sedikit keributan akibat ulah para penonton yang tidak bertanggung jawab, disaat konser sedang berlangsung. Beruntung masalah ini bisa segera diselesaikan oleh pihak kepolisian.
“Alhamdulillah di Loa Janan kemarin tidak sampai terjadi, meski sudah ada kejadian yang memicu keributan,” kata Slamet.
Ia menerangkan bahwa memang masalah keamanan kerap menjadi kendala pada pelaksanaan K3F. Dimana, kedatangan seorang artis ibu kota yang memiliki banyak penggemar tertentu juga mendatangkan banyak massa. Oleh sebab itu, Slamet mengaku pihaknya terus dikoordinasikan dengan pihak kepolisian untuk menjalankan program tersebut.
Apalagi jumlah penonton yang membludak, mengakibatkan tidak seimbangnya rasio pengunjung dengan aparat keamanan. Hal ini lah yang menimbulkan potensi kerusuhan yang akan membuat event tidak kondusif. Tidak jarang, izin dari pihak kepolisian tidak bisa diberikan lantaran pertimbangan keamanan.
Berupaya mencari jalan keluar atas permasalahan ini, pihaknya berencana untuk melakukan edukasi dan sosialisasi terkait program K3F. Agar event dapat berlangsung dengan damai dan kondusif. Mengingat keberlangsungan event ini sangat bergantung kepada kondusifitas kegiatan. Jika terjadi keributan pada salah satu event, tentunya ini berpotensi untuk menghambat event-event selanjutnya yang telah dirancang oleh Dispar Kukar.
“Kami berharap masyarakat bisa memberikan kedamaian pada kegiatan yang disuguhkan Pemkab Kukar. Sehingga pengamanan lebih mudah dan akan diizinkan selanjutnya,” tutup Slamet. (tabs)