Tenggarong – Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, terus lakukan optimalisasi disektor pertanian. Mengingat selama ini memang sektor inilah yang menjadi penggerak perekonomian warga setempat. Baik itu dari segi persawahan, hingga perkebunan kelapa sawit, Rabu (10/5/2023).
Sebagai daerah transmigrasi, Kepala Desa (Kades) Kota Bangun I, Nur Rohim, menerangkan memang mayoritas penduduk desanya, berprofesi sebagai petani. “Kita kan desa transmigrasi, ya tidak terlepas dari agraris sebagai sumber penghasilan masyarakat. Disamping itu juga ada pertanian agro, seperti lombok, tomat, semangka dan juga sawit,” terang Rohim.
Rohim menyampaikan bahwa, di desanya terdapat 128 hektare lahan sawah produktif. Serta ada lahan yang sudah vakum selama beberapa tahun, yakni seluas 32 hektare. Jadi secara total luas lahan persawahan di desanya mencapai angka 150 hektare. Dimana lahan persawahan ini, terbagi atas 4 hamparan lahan. Serta dinaungi oleh 12 kelompok tani.
“Selama ini yang menjadi permasalahan yaitu kadar asam tanah. Makanya kita butuh pupuk dolomit atau kapur untuk menetralisir asam. Ini yang terus kami upayakan bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak),” tambah Rohim.
Untuk memecahkan permasalahan ini, pihaknya telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya adalah, dengan melakukan pengujian kadar pH tanah. Setelah dilakukan pengecekan, didapati pH tanah di lahan persawahan di Desa Kota Bangun I, ada di kisaran 4,3 dan 4,7.
Untuk bantuan dari pemerintah sendiri, Rohim mengakui, sejak tahun 2020 para petani di desanya rutin mendapat 2 paket pupuk NPK dan urea. Selain itu juga, pihaknya menerima bantuan alsintan. Sebanyak 8 unit traktor dan 6 alat perontok padi berukuran kecil.
“Harapan kami sih perlu ada pendampingan dari tenaga ahli, dalam hal pengaplikasian pupuk dan penanggulangan hama. Artinya kita tidak ingin selalu ketergantungan pada pupuk kimia, dan lebih berusaha menggunakan pupuk organik. Karena kami di Desa Kota Bangun I, selain bertani juga didampingi dengan peternakan,” tutup Rohim. (adv/tabs)