Tenggarong – Angka putus sekolah, terus menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara (Disdikbud Kukar). Salah satu upaya yang dilakukan untuk memecahkan permasalah ini adalah dengan terus mendorong pendidikan kesetaraan. Baik itu paket A, B, maupun C.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, mengatakan pihaknya terus mendorong penambahan jumlah pamong belajar dan unit Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Dimana diunit inilah pendidikan kesetaraan pada umumnya dilaksanakan. Diakuinya, jumlah pamong belajar yang bertugas memberikan pendidikan dan membangun model pembelajaran, baik non formal maupun informal, terus menyusut jumlahnya.
“Fokusnya kita ke pamong belajar, kita sudah beberapa kali mengusulkan pamong belajar itu. Kita kan punya SKB forum belajar ini, cuman pamong belajarnya cuman ada sekitar 70 saja dan itu angkanya terus berkurang,” ungkap Thauhid, Rabu (3/4/2023).
Ketiadaan pamong belajar ini, diakui oleh Thauhid menjadi salah satu kendala. Dalam menghapuskan angka putus sekolah di Kukar. Mengingat pendidikan di kelas-kelas kesetaraan, tidak bisa dijalankan jika tidak ada pamong belajar.
“Kita ususlkan sebanyak-banyaknya pamong belajar ini, karena SKB ini kan kita akan bentuk di semua kecamatan. Satu SKB minimal kan pamongnya ada 10 orang,” tambahnya.
Thauhid menambahkan, penetapan pamong belajar itu bukan kewenangan dari Disdikbud Kukar. Ia hanya berkewenangan untuk menerima dan menyalurkan pamong belajar ini.
Ia menegaskan, program pengentasan angka putus sekolah akan terus menjadi fokus dinas pendidikan pada tahun ini. Karena berkaitan langsung dengan indikator angka kemiskinan di Kukar. Diketahui saat ini Pemkab Kukar, sedang fokus menekan angka kemiskinan.
“Semoga apa yang kita ajukan terkait dengan pamong belajar ini bisa terealisasi segera, jadi pendidikan kesetaraan ini bisa kita berikan di masing-masing kecamatan,” tutupnya. (adv/tabs)